Langsung ke konten utama

ISTILAH DALAM LINTAS BUDAYA

Agar pemahaman juga menjadi semakin dalam maka ada beberapa istilah yang perlu diketahui terkait pembicaraan tentang perbedaan dan budaya ini. istilah yang dimaksud yaitu tergolong umum seperti culture shock, entosentrisme, stereotyping, dan chauvinism atau sovinisme. 



Culture Shock (Gegar Budaya)

Gegar budaya adalah perasaan kehilangan orientasi dan kenyamanan yang bersifat sementara akibat berada dalam situasi budaya yang berbeda yang dirasakan tidak familiar. 
Gegar budaya bisa saja tidak terjadi walaupun seseorang berada di lingkungan budaya yang berbeda. Situasi ini terjadi jika tidak banyak berinteraksi dengan orang dari budaya yang berbeda. 
Ketika menjadi minoritas maka culture shock yang terjadi semakin banyak atau tinggi. sebaliknya ketika menjadi mayoritas maka culture shock terjadi dengan sedikit atau kecil. 
Jika gegar budaya terjadi, maka dapat menerapkan beberapa langkah dalam beradaptasi yaitu : 
  1. Bersabar
  2. Memahami
  3. Beradaptasi
  4. Menerima

Etnosentrime

Etnosentrisme merupakan penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai sosial dan standar budaya sendiri. setiap orang pasti akan melakukan penilaian seperti ini pada suatu saat. Jika dalam porsi yang kecil dan biasa, maka tidak merupakan masalah. Namun, jika dilakukan sering kali dan dalam porsi yang besar maka dapat menimbulkan jurang dan berkonsekuensi besar. Saat terjadi secara besar dan sering maka terdapat kecenderungan yang menganggap bahwa budaya sendiri lebih tinggi dari budaya lain. 
Jika terjadi di lingkungan pekerjaan, maka sebaiknya melakukan usaha untuk menguranginya yaitu : 
  1. Menanamkan toleransi dan jiwa multikulturalisme
  2. Mengurangi fanatisme yang berlebihan
  3. Menumbuhkan empati
  4. Menumbuhkan sikap inklusif (merangkul)

Xenophobia

Xenophobia adalah ketakutan yang tinggi pada orang asing. Rasa takut ini mucul dari rasa harga diri yang rendah sehingga tidak percaya diri untuk menghadapi orang asing yang kebiasaan dan karakternya berbeda. Xenophobia bisa timbul karena ketidakpedulian, ketidaktahuan tentang orang asing tersebut sehingga dipandang sebagai momok. 

Ciri - ciri seorang xenophobia adalah merasa tidak nyaman di sekitar orang - orang dari kelompok tersebut, berusaha keras menghindari area tertentu yang diperkirakan berkaitan dengan kelompok tertentu, menolak berteman dengan orang dari kelompok tsb, memiliki kesulitan untuk bekerja dengan orang dari kelompok tersebut. 

2 jenis xenophobia yaitu :
  1. Immigrant xenophobia : melibatkan penolakan orang - orang yang tidak dipercayai oleh individu yang mengalami xenophobia dalam masyarakat atau kelompok. 
  2. Cultural xenophobia : penolakan terhadap tradisi atau simbol yang terkait dengan kelompok atau kebangsaan lain. 
Jika rasa takut itu berasal dari terbatasnya pemahaman kita tentang kelompok itu, maka jalan keluarnya adalah dengan memperluas wawasan dan pengalaman. Dengan meningkatkan frekuensi bepergian ke daerah yang berbeda dan melawan rasa takut. 

Stereotyping 

Stereotype adalah sebuah persepsi berbentuk keyakinan yang sudah tertanam tentang sekelompok orang. keyakinan tersebut cenderung bersifat mengeneralisasi kelompok itu.
Stereotyping merupakan melihat dan menganggap bahwa satu orang tertentu pasti memiliki semua karakteristik yang dimiliki kelompok yang diwakili (Martin and Nakayama, 2014). 

Ketika seseorang melakukan stereotyping,  maka anggapannya berupa penilaian yang bersifat menggeneralisasi tetapi berupa generalisasi yang berlebihan sehingga menimbulkan kesimpulan yang kurang tepat. Karena bersifat tertanam dalam diri sejak lama, maka perlu upaya sengaja atau sadar dari dalam diri untuk menguranginya. Dengan melakukan beberapa hal misalnya yaitu : 
  1. Perdalam pemahaman diri bahwa ada perbedaan dari apa yang semula diyakini dengan yang dihadapi. 
  2. Cermati informasi yang diperoleh dari media dengan pemikiran yang kritis.
  3. Karakteristik yang terlalu banyak perlu diperinci sehingga dapat membedakan apakah benar - benar merupakan karakteristik semua.
  4. Gali karakteristik yang seharusnya dari pihak yang dihadapi walau ia berasal dari kelompok tertentu yang sudah kita punya streotypenya. 

Sovinisme (Chauvinism)

Chauvinism atau sovinisme adalah keyakinan yang mengagung-agungkan kelompok sendiri, cenderung fanatik dan ekstrim serta merendahkan kelompok lain. Cara pandang ini bersifat berlebihan tanpa mempertimbangkan pandangan orang lain sebagai alternatif. 

Sikap sovinisme bisa berdampak negatif. Salah satunya adalah mempertajam perbedaan antara budaya-budaya yang berbeda dalam satu wadah karena cenderung malas karena tertutup/tidak menerima terhadap karakteristik budaya lain. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KODE ETIK PROFESI SEKRETARIS

  KODE ETIK PROFESI SEKRETARIS Khusus profesi sekretaris, kode etik yang telah disepakati bersama oleh para anggotanya, guna mengatur tingkah laku setiap anggota sesama profesi sekretaris, meliputi: Menjunjung tinggi kehormatan dan kemuliaan serta nama baik profesi sekretaris Bertindak jujur dan sopan dalam setiap tingkah laku, baik dalam melaksanakan tugas maupun melayani di luar lingkungan kerja dan masyarakat Menjaga kerahasiaan segala informasi demi kepentingan pribadi Meningkatkan mutu profesi melalui pendidikan atau kerja sama dengan rekan-rekan seprofesi baik pada tingkat nasional maupun internasional Menghormati dan menghargai reputasi rekan seprofesi, baik di dalam maupun di luar lingkungan pekerjaan Dalam kaitan dengan hubungan masyarakat atau tata pergaulan, maka seorang sekretaris perlu memiliki kepribadian yang mantap, meliputi: Perilaku : Dalam berperilaku hendaknya berorientasi pada tugas pokok sebagai sekretaris bukan pada kepentingan pribadinya. Sikap yang perlu di

PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

  Komunikasi Organisasi sangat penting dan layak untuk dipelajari karena banyak orang tertarik dan memberikan perhatian. Hal ini dikarenakan untuk mengetahui keahlian serta prinsip yang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan tujuan organisasi baik organisasi sosial seperti pendidikan dan rumah sakit maupun komersial seperti lembaga bisnis dan industri Komunikasi berasal dari bahasa Latin “communis” atau “common” dalam bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi = berusaha menyamakan makna, “commonness” . Melalui komunikasi kita berbagi informasi, gagasan atau bahkan sikap kita dengan orang lain (partisipan). Kendala dalam berkomunikasi: tidak selalu kita memiliki kesamaan makna dari suatu lambing yang sama.  Oleh karena ini komunikasi seharusnya dipertimbangkan sebagai suatu aktivitas dimana tidak ada tindakan atau ungkapan yang diberi makna secara penuh, kecuali jika diinterpretasikan oleh partisipan komunikasi yang terlibat .  Goldhaber mengatakan, Komunikasi organis
UPACARA PROTOKOLER  Protokoler merupakan serangkaian aturan dalam sebuah acara yang sangat berperan dalam mensukseskan suatu kegiatan formal/non formal yang dilaksanakan oleh institusi atau organisasi. Petugas protokoler mempersiapkan dan mengelola suatu kegiatan demi menjaga kredebilitas dan citra institusi agar tetap baik dan efektif. Sebuah acara akan berjalan dengan baik dan berjalan secara optimal apabila acara tersebut dibingkai dalam protokol persiapan/perencanaan yang optimal pula. Sebagaimana kita ketahui apabila kita melaksanakan acara tanpa perencanaan yang baik, maka hal tersebut sama dengan merencanakan sebuah kegagalan. Berikut ini merupakan contoh kegiatan Pelantikan Jabatan Esselon 1 di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia